MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Telah banyak kita dapati,
pembelajaran di kelas merupakan sebuah momok bagi siswa yang tidak mempunyai
semangat atau ketertarikan yang besar pada pelajaran. Kenyatn di lapangan,
beribu-ribu tingkah para anak-anak yang mengekspresikan bahwa dia bosan
terhadap pelajaran yang setiap hari mereka hadapi. Misal ada yang ramai, tidak
memperhatikan, mengerjakan hal yang lain (menggambar,mencorat-coret, menjaili
temannya), bahkan sampai ada yang tertidur. Telah tersedia banyak cara untuk
mensiasati supaya siswa termotivasi kembali dalam mengikuti pembelajaran di
kelas.
Salah satunya “Pembelajaran aktif”
merupakan sebuah konsep pembelajaran yang dipandang sesuai dengan tuntutan
pembelajaran mutakhir. Oleh karena itu, setiap sekolah seyogyanya dapat
mengimplementasikan dan mengembangkan pembelajaran aktif ini dengan sebaik
mungkin. Berikut ini disajikan sejumlah indikator atau ciri-ciri sekolah yang
telah melaksanakan proses pembelajaran aktif ditinjau dari aspek:
a) ekspektasi sekolah, kreativitas, dan inovasi
b) sumber daya manusia
c) lingkungan, fasilitas, dan sumber belajar
d) proses
belajar-mengajar dan penilaian.
Hubungan yang harmonis antar warga sekolahun turut
menjadi endorong motivasi anak untuk tetap mau pergi sekolah dan mengikuti
pelajaran. Kepala sekolah peduli dan menyediakan waktu untuk menerima keluhan
dan saran dari peserta didik maupun guru. Suatu misal kepala sekolah terbuka
dalam manajemen, terutama manajemen keuangan kepada guru dan orang tua atau
komite sekolah. Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses belajar. Guru
mengenal baik nama-nama peserta didik. Guru terbuka kepada peserta didik dalam
hal penilaian. Sikap guru ramah dan murah senyum kepada peserta didik, dan
tidak ada kekerasan fisik dan verbal kepada peserta didik. Guru selalu berusaha
mencari gagasan baru dalam mengelola kelas dan mengembangkan kegiatan belajar.
Guru menunjukkan sikap kasih sayang kepada peserta didik. Peserta didik banyak
melakukan observasi di lingkungan sekitar dan terkadang belajar di luar kelas.
Peserta didik berani bertanya kepada guru. Peserta didik berani dalam
mengemukakan pendapat. Peserta didik tidak takut berkomunikasi dengan guru.
Para peserta didik bekerja sama tanpa memandang perbedaan suku, ras, golongan,
dan agama. Peserta didik tidak takut kepada kepala sekolah.