Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

About

MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN



MEMOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN
            Telah banyak kita dapati, pembelajaran di kelas merupakan sebuah momok bagi siswa yang tidak mempunyai semangat atau ketertarikan yang besar pada pelajaran. Kenyatn di lapangan, beribu-ribu tingkah para anak-anak yang mengekspresikan bahwa dia bosan terhadap pelajaran yang setiap hari mereka hadapi. Misal ada yang ramai, tidak memperhatikan, mengerjakan hal yang lain (menggambar,mencorat-coret, menjaili temannya), bahkan sampai ada yang tertidur. Telah tersedia banyak cara untuk mensiasati supaya siswa termotivasi kembali dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
            Salah satunya “Pembelajaran aktif” merupakan sebuah konsep pembelajaran yang dipandang sesuai dengan tuntutan pembelajaran mutakhir. Oleh karena itu, setiap sekolah seyogyanya dapat mengimplementasikan dan mengembangkan pembelajaran aktif ini dengan sebaik mungkin. Berikut ini disajikan sejumlah indikator atau ciri-ciri sekolah yang telah melaksanakan proses pembelajaran aktif ditinjau dari aspek:             
      a)      ekspektasi sekolah, kreativitas, dan inovasi
      b)      sumber daya manusia
      c)      lingkungan, fasilitas, dan sumber belajar
      d)      proses belajar-mengajar dan penilaian.
Hubungan yang harmonis antar warga sekolahun turut menjadi endorong motivasi anak untuk tetap mau pergi sekolah dan mengikuti pelajaran. Kepala sekolah peduli dan menyediakan waktu untuk menerima keluhan dan saran dari peserta didik maupun guru. Suatu misal kepala sekolah terbuka dalam manajemen, terutama manajemen keuangan kepada guru dan orang tua atau komite sekolah. Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses belajar. Guru mengenal baik nama-nama peserta didik. Guru terbuka kepada peserta didik dalam hal penilaian. Sikap guru ramah dan murah senyum kepada peserta didik, dan tidak ada kekerasan fisik dan verbal kepada peserta didik. Guru selalu berusaha mencari gagasan baru dalam mengelola kelas dan mengembangkan kegiatan belajar. Guru menunjukkan sikap kasih sayang kepada peserta didik. Peserta didik banyak melakukan observasi di lingkungan sekitar dan terkadang belajar di luar kelas. Peserta didik berani bertanya kepada guru. Peserta didik berani dalam mengemukakan pendapat. Peserta didik tidak takut berkomunikasi dengan guru. Para peserta didik bekerja sama tanpa memandang perbedaan suku, ras, golongan, dan agama. Peserta didik tidak takut kepada kepala sekolah.
Penggunaan media pembelajaran menjadi sangat penting, karena selain sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih berpikir operasional kongkret dengan penggunaan media pembelajaran dapat memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang dapat merangsang aktivitas siswa untuk belajar dan menemukan sendiri pengetahuaannya. Media pembelajaran yang dihadirkan guru akan mampu membangun ide-ide atau gagasan-gagasan yang bersifat konseptual, sehingga mengurangi kesalahpahaman siswa dalam mempelajarinya. Bagi siswa SD penggunaan media pembelajaran mampu meningkatkan minat siswa serta menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan. Media pembelajaran sendiri diklasifikasikan menjadi 6 yaitu :
1.      Media audio (dengar)= Radio tipe, dll
2.      Media visual (lihat)                                   = Gambar, sketsa, bagan, poster, dll
3.      Media audo visual (dengar dan lihat)       = TV, proyeksi, komputer, dll
4.      Media 3 dimensi                                       = Fosil, arca, patung, dll
5.      Human media                                            = Pasar, sawah
6.      Berasis TI                                                  = Internet, dll
Media pembelajaran untuk SD bisa berwujud sesuai bentuk aslinya atau replika untuk memudahkan pemahaman siswa. Dalam memilih media tentu saja didasarkan materi apa yang dipelajari dan kemungkinan yang paling bisa membantu siswa dalam memahami dan menemukan pengetahuaannya. Pengunaan media pembelajaran terlebih dahulu haruslah media yang dekat dengan lingkungan siswa. Sebuah pengetahuan akan bisa tertanam dengan baik dan berkembang jika siswa dalam belajar mampu untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Dengan menggunakan media pembelajaran yang dihadirkan guru bisa menuntun siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Peran guru sebagai fasilitator tidak hanya menyediakan media pembelajaran yang bersifat fisik saja tetapi juga mampu untuk menyusun langkah-langkah yang harus dilakukan siswa agar dapat menemukan dan membangun pengetahuannya. Karena siswa SD masih belum berpikir secara abstrak masih berpikir kongret segala sesuatu yang dipelajarinya harus diusahakan dalam bentuk nyata. Guru diusahakan mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Oleh sebab itu selain guru menggunakan metode atau model pembelajaran yang beragam juga senantiasa memanfaatkan media pembelajaran. Terdapa pula beberapa fungsi pemanfaatan media bagi guru ataupun siswa, yaitu :
ü  Dengan media siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-masing.
ü  Guru dapat memperlihatkan secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat.
ü  Siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal yang sukar diamati secara langsung.
ü  Siswa dapat mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi/berbahaya
ü  Guru dapat menunjukkan bagian-bagian tersembunyi dari suatu benda.
ü  Siswa dapat menyaksikan benda/peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
ü  Dengan media memungkinkan guru untuk menjangkau sasaran yang besar jumlahnya.
ü  Dst..
Begitu banyak fungsi dari penggunaan media untuk membantu meningkatkan motivasi beajar siswa. Dengan penggunaan media berguna supaya pembelajaran lebih menarik, mengkonkritan hal yang abstrak, bahan dan penyajian tidak verbalistik, memberikan kesamaan presepsi, pengalaman, dan pengamalan. Juga dapat mengatasi ruang, waktu, dan panca indra. Mengatasi hambatan panca indra dan membangkitkan motivasi anak. Guru dituntut harus dapat mengoptimalisasikan pemanfataan pengalaman dan kemampuan siswa. Perilaku belajar yang ditunjukkan siswa merupakan suatu rangkaian perilaku yang ditunjukkan pada kesehariannya. Untuk itu, maka pengalaman yang diberikan oleh guru terhadap siswa dalam meningkatkan motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1994) adalah dengan cara :
1.        Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya, tiap membaca hal-hal penting dari bahan tersebut dicatat.
2.        Guru memecahkan hal yang sukar bagi siswa dengan cara memecahkannya.
3.        Guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidik keberanian kepada siswa dalam mengatasi kesukaran.
4.        Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
5.        Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mampu memecahkan masalah dan mungkin akan membantu rekannya yang mengalami kesulitan.
6.        Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesulitan belajarnya sendiri.
7.        Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembacanya, dan dapat diterapkan sebagai penambah motivasi bagi pendidik maupun peserta didik untuk lebih berprestasi. Trima Kasih.

NAMA : YULINDA PUTRIA WARDANI
KELAS : 2 J                                               
NPM : 11.1.01.10.0388                          



 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar